Thursday 29 March 2012

Mengutip tulisan pakle Ainun Najib:

Sejak kecil saya menangkap ajaran Islam itu akomodatif sekali. Siapapun anda, apapun situasi kondisi anda, di manapun posisi anda, bagaimanapun jua tentang anda; selalu ada kekhususan, pengingat, solusi dan kelebihannya.

Yang miskin berbahagia karena Rasulullah termasuk golongan miskin dan berdoa agar masuk surga bersama orang-orang miskin.

Yang kaya berbahagia karena punya peluang beramal dengan hartanya.

Yang miskin berbahagia karena akan cepat masuk surganya, tidak seperti yang kaya terhambat prosess clearance, interogasi, x-ray di gerbang imigrasi hisab.

Yang kaya berbahagia karena punya kesempatan termasuk 4 golongan kecil yang paling pertama-masuk surga: ulama, syuhada, orang kaya nan dermawan, dan satunya lupa :p. Dari 4 itu yg paling pertama masuk orang kaya nan dermawan karena 3 yang lain mengakui takkan bisa beramal tanpa bantuan/sokongan dana dari orang kaya nan dermawan.

Yang punya istri cantik berbahagia karena bisa masuk surga dengan syukur.

Yang punya suami kurang menawan berbahagia bisa masuk surga dengan sabar.

Yang kuat beramal ibadah berbahagia karena tabungan akhiratnya banyak.

Yang tidak banyak amal ibadahnya berbahagia karena sosok sahabat yang dipuji Rasulullah sebagai ahli surga itu, setelah dimata-matai (diamati) sahabat lain, ternyata amal ibadah tambahannya tidak ada dan sholatnya biasa aja; rahasianya hati yang ikhlas memaafkan saudara sesamanya setiap malam.

Yang sudah beristri berbahagia karena bisa beramal ibadah sunnah paling enak di dunia.

Yang belum beristri berbahagia karena 1 dari 7 golongan yang mendapat naungan Allah di hari kiamat adalah pemuda yang kuat menahan godaan syahwat/wanita. Makanya jangan galau :p

Yang pekerjaannya mudah berbahagia karena punya keluangan waktu atau pikiran untuk beramal ibadah dan mencari ilmu.

Yang pekerjaannya berat berkeringat memusingkan menyita waktu berbahagia karena sabda Rasulullah: ada dosa yang tidak bisa dihapus dengan sholat, puasa, sedekah dan haji sekalipun melainkan terhapus dengan kesusah-payahan mencari nafkah.

Yang orang tuanya masih ada berbahagia karena bisa berbakti secara langsung.

Yang orang tuanya sudah tiada berbahagia karena bisa membuktikan diri menjadi amal jariyah orang tuanya: anak sholeh yang senantiasa mendoakan setelah meninggalnya.

Yang amalnya banyak berbahagia karena Allah menyukai hambaNya yang beribadah mendekat kepadaNya.

Yang maksiatnya banyak berbahagia karena berkesempatan untuk menjadi hamba yang sangat dicintai Allah karena meneteskan air mata bertaubat kembali kepadaNya.

Siapapun anda, bagaimanapun situasi kondisi anda, tetap semangat dan bersyukur mendekat kepadaNya.

No comments:

Post a Comment