Minggu, 7 safar 1428
Di kantor, ada beberapa teman yang punya sifat suka mementingkan diri sendiri. Kemarin aku diminta untuk menjadi ketua pengurus kepanitiaan. Salah seorang temanku bersilat lidah agar dia tidak masuk di dalam kepanitiaan.
Teman yang satu ini memang suka mementingkan diri sendiri. Kalau soal uang, dia jadi nomor satu. Tapi kalau bicara tanggung jawab, dia tak mau maju. Dengan berbagai kilah dan alasan, dia berusaha agar orang lain yang maju di depan. Dia cukup ikut di belakang. Walau pun belum pernah terjadi, seandainya ada hal yang merugikan bagi kepanitiaan, temanku ini bakalan lari tunggang langgang cari selamat. Biar ketua panitia yang menanggung masalah.
Sekilas, sifat temanku ini memang tidak enak, terutama buatku. Tapi kuambil saja manfaatnya. Suatu saat nanti aku harus menghadapi resiko yang dihadapi keluargaku. Aku harus berani maju membela istri dan anak-anakku. Persiapan mental seperti ini kuyakin tak didapat olehnya. Dia terbiasa melepas tanggung jawab daripada maju pantang menyerah menghadapi resiko terburuk yang mungkin muncul.
Semoga Allah memberiku bimbingan selalu ketika resiko terburuk itu harus kuhadapi. Semoga Allah memberi pendamping di sisiku, seseorang yang mampu memberikan dukungan moril menghadapi konsekuensi yang muncul sebagai akibat pilihanku mengambil resiko.
No comments:
Post a Comment